PENDEKATAN DALAM
PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH:
Kelompo :
8
EULIS KURNIATI
(2011 133 353)
KELAS: H
KELOMPOK:
07
MATA KULIAH: BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DOSEN
PENGASUH : Drs. SYAMSURI, MM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA
PENGANTAR
ASSALAMUALLAIKUM.WR WB
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas terlaksananya pembuatan
makalah “Belajar dan Mengajar yang Efektif“ yang disusun oleh kelompok tujuh
dalam pengerjaan tugas bidang studi Belajar dan Pembelajaran sebagai usaha
dalam peningkatan pengetahuan serta melatih keaktifan mahasiswa/ mahasiswi
dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Syamsuri, MM, selaku dosen pembimbing
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, anggota kelompok penyusunan makalah,
serta mahasiswa/I kelas 3H yang secara langsung atau tidak langsung menuangkan
ide atau inspirasi dalam penyusunan makalah ini.
Kegiatan penyusunan makalah ini
merupakan tugas pelatihan kelompok, yang masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan kemampuan kelompok, maka penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Palembang, Desember 2012
Kelompok Tujuh
DAFTAR ISI
BAB
I. Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB
II. Pembahasan
A. Cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang efektif
B. Cara belajar yang efektif
C. Mengajar yang efektif
D. Peran guru
E. Tuntutan guru
BAB
III. Penutup
A. Kesimpulan
B. Kritik
C.
Saran
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif pendidikan
di dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar
lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk
semua peserta didik. Ini berarti, diversifikasi kurikulum tidak terbatas pada
diversifikasi materi, tetapi juga terjadi pada diversifikasi pengalaman
belajar, diversifikasi tempat dan waktu belajar, diversifikasi alat belajar,
diversifikasi bentuk organisasi kelas, dan diversifikasi cara penilaian.
Pandangan ini memberikan dampak pada
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Bila selama ini kegiatan belajar
mengajar hanya ditandai kegiatan satu arah penuangan informasi dari guru ke
siswa dan hanya dilaksanakan dan berlangsung di sekolah maka kegiatan belajar
mengajar dengan nuansa Kurikulum Berbasis Kompetensi diindikasikan dengan
keterlibatan siswa secara aktif dalam membangun gagasan/pengetahuan oleh
masing-masing individu dan lazimnya dapat diselenggarakan di beberapa lokasi
seperti di kelas, di lingkungan sekolah, di perpustakaan, di laboratorium, di
pasar, di toko, di pantai, di tempat rekreasi, di kebun binatang, atau di
tempat-tempat lain.
Kegiatan belajar mengajar dirancang mengikuti
prinsip-prinsip belajar-mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif
siswa dalam membangun makna atau pemahaman.
Dengan demikian, guru perlu memberikan
dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun
gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertangung
jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung
jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.
B.
Perumusan
Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah untuk
memberikan penjelasan mengenai “Perubahan Sosial Dalam Masyarakat”. Untuk
memberi kejelasan serta menghindari meluasnya pembahasan maka dalam makalah ini
masalahnya dibatasi pada:
1) Bagaimana
cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang efektif ?
2) Bagaimana
cara belajar yang efektif ?
3) Bagaimana
mengajar yang efektif ?
4) Bagaimana
peran guru ?
5) Bagaimana
tuntutan guru ?
C.
Tujuan
Pada
dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah unutuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pancasila.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini
adalah:
1) Untuk
mengetahui cara mengelola kegiatan belajar mengajar yang efektif
2) Untuk
mengetahui cara belajar yang efektif
3) Untuk
mengetahui mengajar yang efektif
4) Untuk
mengetahui bagaimana peran guru
5) Untuk
mengetahui bagaimana tuntutan guru
BAB II
PEMBAHASAN
- CARA MENGELOLA KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR YANG EFEKTIF
Pengelolaan kegiatan belajar
mengajar di kelas dan di luar kelas meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang
kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan materi
pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan pengelolaan strategi dan evaluasi
kegiatan pembelajaran.
1. Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang
menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM (Pendekatan
Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih
baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa
hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
2. Pengelolaan
Siswa
Biasanya, pengelolaan siswa
dilakukan dalam beragam bentuk seperti individual, berpasangan, kelompok kecil,
atau klasikal. Beberapa pertimbangan perlu diperhitungkan sewaktu melakukan
pengelolaan siswa. Antara lain jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan
siswa, waktu belajar, dan ketersediaan sarana/prasarana. Hal yang sangat penting
perlu diperhitungkan adalah keberagaman karakteristik siswa. Guru harus
memahami bahwa setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda. Untuk itu,
perlu dirancang kegiatan belajar mengajar dengan suasana yang memungkinkan setiap
siswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya.
3. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang,
pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua
siswa mampu ‘unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance)’ sebagai hasil
belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat
pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan kegiatan ilmiah. Para
ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai ‘pertanyaan produktif’. Karena itu,
dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan
merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga memungkinkan
semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik. Dengan demikian,
sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu dikuasai guru dalam pengelolaan
kegiatan pembelajaran yaitu, penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan
berproduksi, penyediaan umpan balik yang bermakna, dan penyediaan penilaian
yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan unjuk-perbuatan.
•
Penyediaan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir dan Berproduksi
Alat mengajar yang paling murah
tetapi ampuh adalah bertanya. Pertanyaan dapat membuat siswa berpikir. Jika
salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi siswa untuk berpikir,
maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada ‘merangsang siswa berpikir’.
Merangsang berpikir dalam arti’‘merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri
dalam menjawabnya’ bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan guru.
•
Penyediaan Umpan Balik yang Bermakna
Umpan balik adalah respon/reaksi
guru terhadap perilaku siswa. Apa yang dilakukan guru ketika siswa bertanya?
Ketika siswa berpendapat? Ketika siswa menunjukkan hasil kerja? Ketika siswa membuat
kesalahan? Umpan balik yang baik adalah respon guru yang bersifat tidak
‘memvonis’. “Salah!”, “Bukan!”, “Tidak”!”, “Baik!”, atau “Betul!”, merupakan
umpan balik yang memvonis. Umpan balik yang bersifat memvonis menjadikan siswa
tergantung pada guru. Ucapan siswa yang berbunyi: “Pak/Bu, ini betul tidak?” “Ini
boleh tidak?” merupakan ungkapan yang menunjukkan ketergantungan siswa kepada
guru. Mereka tidak dapat atau tidak berani memutuskan/menilai sendiri apa yang
dilakukannya. Sedangkan umpan balik yang tidak memvonis membuat siswa merasa
dihargai, dapat berpikir, dan bertanggung jawab untuk menilai mutu gagasan
sendiri.
•
Penyediaan Program Penilaian yang Mendorong Semua Siswa Melakukan Unjuk kerja
Menilai adalah mengumpulkan informasi
tentang kemajuan belajar siswa, tentang apa yang sudah dikuasai dan belum
dikuasai siswa. Informasi tersebut diperlukan agar guru dapat menentukan tugas/
kegiatan atau bantuan apa yang perlu diberikan berikutnya kepada siswa agar
pengetahuan, kemampuan, dan sikap mereka lebih berkembang lagi. Oleh karena
itu, penilaian sebaiknya dilakukan secara alami dalam konteks guru mengajar dan
siswa belajar, tidak diadakan secara khusus, dalam waktu yang khusus, terpisah
dari kegiatan belajar-mengajar, seperti tes.
4. Pengelolaan
Isi/Materi Pembelajaran
Agar guru dapat menyajikan pelajaran
dengan baik, dalam mengelola isi pembelajaran paling tidak guru harus
menyiapkan rencana operasional kegiatan belajar mengajar dalam wujud silabus terlebih
dahulu. Demikian pula, bagi guru SD kelas rendah (kelas I dan II) yang siswanya
masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang secara
terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan
cara ini, pembelajaran untuk siswa usia kelas I dan II menjadi lebih bermakna,
lebih utuh, dan sangat kontekstual dengan dunianya, dunia anak usia dini.
5. Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam mengelola sumber belajar sebaiknya
memperhatikan sumber daya yang ada di sekolah dan melibatkan orang-orang yang
ada di dalam system sekolah tersebut. Pembahasan tentang pengelolaan sumber
belajar meliputi sumber daya sekolah dan pemanfaatan sumber daya lingkungan
sekolah.
a.
Sumber Daya Sekolah
Sumber daya sekolah harus dimanfaatkan
semaksimal mungkin dalam upaya menciptakan iklim sekolah sebagai komunitas
masyarakat belajar. Mengapa demikian, karena pencapaian kompetensi tidak hanya
dapat dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Iklim fisik dan psikologis juga sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
b.
Pemanfaatan Sumber Daya Lingkungan
Pemanfaatan sumber daya lingkungan
diperlukan dalam upaya menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari
masyarakat setempat. Sekolah bukanlah tempat yang terpisah dari masyarakatnya.
Dengan cara ini fungsi sekolah sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan sosial
budaya masyarakat akan dapat diwujudkan. Selain itu, lingkungan sangat kaya
dengan sumber-sumber, media, dan alat bantu pelajaran. Lingkungan fisik,
sosial, atau budaya merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek
kajian (sumber belajar).
- CARA BELAJAR YANG
EFEKTIF
1.
Perlunya Bimbingan
Pada
pandangan dan paradigm ini, makna dan hakikat Belajar diartikan sebagai proses
membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun
makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses
itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa.
Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Hal
ini terbukti, yakni hasil ulangan para siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran
yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Dalam
hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tidak efisien. Banyak siswa tidak
mendapatkan hasil yang baik dalam pembelajaran karena mereka tidak mengetahui
cara-cara belajar yang efektif. Mereka kebanyakan haya mencoba menghafal
pelajaran.
2.
Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar
yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara
belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini :
a) Kondisi
Internal
Yang
dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri
siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya dan
sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kenutuhan internalnya dapat
terpenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus
dipenuhi, yakni:
1) Kebutuhan
fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan,
minum, tidur, istirahat dan kesehatan.
2) Kebutuhan
akan keamanan. Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa. Perasaan
kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan kegoncangan
emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar seseorang.
3) Kebutuhan
akan kebersamaan dan cinta. Manusia dalam hidup membutuhkan kasih sayang dari
orang tua, saudara dan teman-teman yang lain. Disamping itu ia akan merasa
berbahagia apabila dapat membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain
pula.
4) Kebutuhan
akan status (misalnya keinginan akan keberhasilan). Untuk kelancaran belajar,
perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat
menyelesaikan tugas dengan baik.
5) Kebutuhan
self-actualisation. Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap orang tentu berusaha memenuhi
keinginan yang dicita-citakan.
6) Kebutuhan
untuk mengetahui dan mengerti yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu,
mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu.
7) Kebutuhan
estetik yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan
keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.
b) Kondisi
Eksternal
Yang
dimaksud dengan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik
yang lain. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang
baik dan teratur, misalnya :
1) Ruang
belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran
2) Ruangan
cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata
3) Cukup
sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku dan
sebagainya
c) Strategi
Belajar
Belajar
yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang
tepat. Stategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal
mungkin.
Cara
belajar yang baik mengumpulkan berbagai macam petunjuk yang penting seperti
berikut ini :
1) Keadaan jasmani.
Belajar memerlukan tenaga. Karena itu untuk mencapai hasil yang baik diperlukan
keadaan jasmani yang sehat.
2) Keadaan emosional dan sosial.
Siswa yang merasa jiwanya tertekan, yang selalu dalam keadaan takut akan
kegagalan, yang mengalami kegoncangan karena emosi-emosi yang kuat tidak akan
pernah efektif.
3) Keadaan lingkungan.
Tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh perangsang-perangsang
dari sekitar. Untuk belajar diperlukan kosentrasi pikiran, jangan sampai
belajar sambil mendengarkan.
4) Memulai belajar.
Pada permulaan belajar sering dirasakan kelambatan, keenggaan bekerja. Kalau
perasaan itu kuat, belajar itu sering diundurkan, malahan tak dikerjakan.
5) Membagi pekerjaan.
Sebelum memulai pekerjaan lebih dahulu menentukan apa yang dapat dan harus
diselesaikan dalam waktu tertentu.
6) Adakan control.
Selidiki pada akhir belajat, hingga manakah bahan itu telah dikuasai.
7) Pupuk sikap optimis.
Lakukan segala sesuatu dengan sesempurnanya, pekerjaan yang baik memupuk
suasana kerja yang menggembirakan.
8) Waktu bekerja.
Waktu yang tepat kita jadikan alau untuk memerintah diri kita. Menyeleweng dari
waktu itu berarti kegagalan.
9) Buatlah suatu rencana kerja.
Dengan adanya suatu rencana kerja dengan pembagian waktu, tampaklah bahwa
selalu cukup waktu untuk belajar.
10) Menggunakan waktu.
Menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita menggunakan waktu dengan efisien.
11) Belajar keras tidak merusak.
Belajar dengan penuh konsentrasi tidak merusak. Yang merusak ialah menggunakan
waktu tidur untuk belajar.
12) Cara mempelajari buku.
Sebelum kita memulai membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran
tentang buku dalam garis besarnya.
13) Mempertinggi kecepatan membaca.
Seorang pelajar harus sanggup menghadapi isi yang sebanyak-banyaknya dari
bacaan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
14) Jangan membaca belaka.
Membaca belaka tidak berapa manfaatnya, membaca bukanlah sekedar mengetahui
kata-katanya, akan tetapi mengikuti jalan pikiran si pengarang.
- MENGAJAR YANG
EFEKTIF
Mengajar adalah membimbing siswa
agar mengalami proses belajar. Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat membawa
belajar siswa yang efektif pula. Belajar disini adalah suatu aktifitas mencari,
menemukan dan melihat pokok masalah.
Untuk melaksanakan mengajar yang
efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Belajar
secara aktif, baik mental ataupun fisik. Di dalam belajar siswa hrus mengalami
aktifitas mental, misalnya pelajar dapat mengembangkan kemampuan.
2) Guru
harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode
mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah
diterima siswa, dan kelas menjadi hidup.
3) Motivasi,
hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan siswa selanjutnya melalui
proses belajar.
4) Kurikulum
yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi tuntutan masyarakat
dikatakan bahwa kurikulum itu baik dan seimbang.
5) Guru
perlu mempertimbangkan perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya
merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing siswa mempunyai
perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intelegensi, bakat, tingkah laku, sikap
dan lain-lainnya.
6) Guru
akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar.
7) Pengaruh
guru yang sugestif perlu diberikan pula pada siswa. Sugesti yang kuat akan
merangsang siswa untuk lebih giat belajar.
8) Seorang
guru harus memiliki keberanian menghadapi siswa-siswanya, juga masalah-masalah
yang timbul waktu proses mengajar belajar berlangsung.
9) Guru
harus mampu menciptakan suasana yang demokratis. Lingkungan yang saling
menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa untuk belajar sendiri, berdiskusi
untuk mencari jalan keluar.
10) Pada
penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu memberikan masalah-masalah
yang merangsang untuk berfikir.
11) Semua
pelajaran yang diberikan pada siswa perlu diintegrasikan, sehingga siswa
memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah seperti pada
system pengajaran lama, yang memberikan pelajaran secara terpisah-pisah satu
sama lainnya.
12) Pelajaran
disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat.
13) Dalam
interaksi belajar mengajar, guru harus banyak member kebebasan pada siswa,
untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari
pemecahan masalah sendiri.
14) Pengajaran
remedial. Banyak factor menjadi penyebab kesulitan belajar. Guru perlu meneliti
factor-faktor itu, agar dapat memberikan diagnose kesulitan belajar dan
menganalisis kesulitan-kesulitan itu.
- PERANAN GURU
Dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan member fasilitas belajar bagi
siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada :
1) Mendidik
dengan titk berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang
2) Member
fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai
3) Membantu
perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian
diri.
Guru hanya merupakan salah satu
diantara berbagai sumber dan media belajar. Maka dengan demikian peranan guru
dalam belajar ini menjadi lebih luas dan lebih mengarah kepada peningkatan
motivasi belajar siswa.
Guru senantiasa berusaha untuk
menimbulkan, memelihara dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Beberapa
penelitian menunjukan bahwa motif berprestasi mempunyai kolerasi positif dan
cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini berarti bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motif
berprestasi. Dalam hubungan ini guru mempunyai fungsi sebagai motivator dalam
keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
- TUNTUTAN GURU
Guru yang dapat berperan sebagai
pembimbing yang tidak menimbulkan pertentangan :
1. Mengajar
mata pelajaran, yaitu guru yang :
- Dapat
menimbulkan minat dan semangat belajar siswa-siswa melalui mata pelajaran
yang diajarkannya
- Memiliki
kecakapan untuk memimpin
- Dapat
menghubungkan materi pelajaran dengan pekerjaan-pekerjaan praktis
2. Hubungan
siswa dengan guru yaitu guru yang :
- Dicari
oleh siswa untuk memperoleh nasihat dan bantuan
- Mencari
kontak dengan siswa di luar kelas
- Memimpin
kegiatan kelompok
- Memiliki
minat dalam pelayanan sosial
- Membuat
kontak dengan orang tua siswa
3. Hubungan
guru dengan guru yaitu guru yang :
- Menunjukan
kecakapan bekerja sama dengan guru lain
- Tidak
menimbulkan pertentangan
- Menunjukan
kecakapan untuk berdiri sendiri
- Menunjukan
kepemimpinan yang baik dan tidak mementingkan diri sendiri
4. Pencatatan
dan penelitian, yaitu guru yang :
- Mempunyai
sikap ilmiah objektif
- Lebih
suka mengukur dan tidak menebak
- Berminat
dalam masalah-masalah penelitian
- Efisien
dalam pekerjaan tulis menulis
- Melihat
kesempatan untuk penelitian dalam kegiatan tulis menulis
5. Sikap
professional, yaitu guru yang :
- Sukarela
untuk melakukan pekerjaan ekstra
- Telah
menunjukan dapat menyesuaikan diri dan sabar
- Memiliki
sikap yang konstruktif dan rasa tanggung jawab
- Berkemauan
untuk melatih diri
- Memiliki
semangat untuk memberikan layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Belajar adalah suatu aktifitas
mencari, menemukan dan melihat pokok masalah. Mengajar adalah membimbing siswa
agar mengalami proses belajar. Mengajar yang efektif ialah mengajar yang dapat
membawa belajar siswa yang efektif pula.
Dalam proses belajar mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan member fasilitas belajar bagi
siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa.
- Kritik
Masih banyak sekali kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, maka kami sebagai penyusun menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan dari makalah ini.
- Saran
Untuk memajukan pemahaman dalam
makalah belajar dan mengajar yang efektif ini, kami rasa perlu memberikan saran
kepada pembaca tentang subtansi ini. Mari kita perbaiki cara belajar dan
mengajar agar menjadi lebih efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad
Sudrajat, 2007. Kegiatan Belajar Mengajar. Diambil 20 Desember 2012, dari : http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2007/05/kbm-yang-efektif.pdf
Drs.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta,
2010.
____, 2007. Belajar mengajar yang efektif. Diambil
20 Desember 2012, dari : http://gora.edublogs.org/2007/04/09/kompetisi-nasional-guru-inovatif-2007/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar