PENDEKATAN
DALAM PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok :
8
Nama : 1. Dewi
Purnamawati (2011 133 348)
2. Mentari (2011 133 349)
3. Pupu Purnama Sani (2011 133
350)
4. Heni Karliza (2011 133 351)
5. Eulis Kurniati (2011
133 353)
Kelas : 4 H
Program
Studi : FKIP Geografi
Jurusan : IPS
Mata
Kuliah : Strategi Belajar
Mengajar
Dosen
Pengasuh : Dra. Hj. Rustiati,
M.Pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA
PENGANTAR
Bismillahir
Rahmaanir Rahiim
Alhamdulillahirabbil’alamiin
washolaatu wassalamu ‘ala’asyrofil’anbiyaaki walmursaliina sayyidinaa Muhammad
wa’ala alihi washobihi ajmaiin.
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas terlaksananya pembuatan
makalah “Pendekatan Dalam Pembelajaran“ yang disusun oleh kelompok delapan
dalam pengerjaan tugas bidang studi Strategi Belajar Mengajar sebagai usaha
dalam peningkatan pengetahuan serta melatih keaktifan mahasiswa / mahasiswi dalam
berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rustiati,
selaku dosen pembimbing mata kuliah Strategi
Belajar Mengajar, anggota kelompok penyusunan makalah, serta mahasiswa/I kelas 4H
yang secara langsung atau tidak langsung menuangkan ide atau inspirasi dalam
penyusunan makalah ini.
Kegiatan penyusunan makalah ini merupakan
tugas pelatihan kelompok, yang masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
kemampuan kelompok, maka penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Palembang, April 2013
Kelompok Delapan
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
BAB I.
Pendahuluan
1.1. Latar belakang ……………………………………………………………………….…1
1.2. Rumusan masalah …………………………………………………………………….…1
1.3. Tujuan …………………………………………………………………………………..2
1.4. Manfaat …………………………………………………………………………………2
BAB II.
Pembahasan
2.1. Pengertian Pendekatan CBSA ……………………………………………………..……3
2.2. Rasionalisasi CBSA dalam Pembelajaran ……………………………………………......3
2.3. Kadar CBSA dalam Pembelajaran ………………………………………………….......4
2.4. Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA ………………………………………………...5
2.5. Pendekatan Keterampilan Proses
Sebagai
Bagian dari CBSA …………………………………………………………….6
2.6. Macam-Macam Pendekatan Siswa …………………………………………………….6
2.7. Posisi Guru Siswa dalam Pengolahan Pesan ………………………………………….....7
2.8. Kemampuan yang Akan Dicapai dalam Pembelajaran ………………………………......7
2.9. Berbagai Pendekatan dalam Belajar Mengajar ……………………………………….....8
BAB III.
Penutup
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………11
3.2. Kritik ……………………………………………………………………………...…..11
3.3. Saran ……………………………………………………………………………….....11
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang
bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dengan anak didik. Interaksi dalam belajar adalah bagaimana cara guru dapat
meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa
yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya.
Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator.
Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator,
guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan - pendekatan yang dilakukan. Proses interaksi
pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana
cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan
bisa beradaptasi dengan siswa.
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Harapan
yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran
yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini
merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.
Maka
sangat penting dilakukannya pendekatan dalam pembelajaran agar dapat memahami
setiap karakteristik anak didik yang berbeda-beda.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah untuk
memberikan penjelasan mengenai “Pendekatan Dalam Pembelajaran” yaitu :
- Jelaskan Pengertian Pendekatan CBSA ?
- Apa yang dimaksud Rasionalisasi CBSA dalam
Pembelajaran?
- Jelaskan Kadar CBSA dalam Pembelajaran?
- Apa saja Rambu-Rambu Penyelenggaraan CBSA
tersebut ?
- Jelaskan Pendekatan Keterampilan Proses Sebagai
Bagian dari CBSA?
- Sebutkan Macam-Macam Pendekatan Siswa ?
- Bagaimana Posisi Guru Siswa dalam Pengolahan
Pesan ini ?
- Jelaskan Kemampuan yang Akan Dicapai dalam
Pembelajaran ?
- Jelaskan Berbagai Pendekatan dalam Belajar
Mengajar ?
1.3
Tujuan
a.
Menginformasikan kepada
pembaca mengenai pendekatan dalam pembelajaran.
b.
Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah belajar dan pebelajaran.
1.4 Manfaat
Semoga
makalah ini dapat bermanfat dalam belajar dan menjadi sumber inspirasi bagi
para pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Sebagai khasanah pustaka
di perpustakaan. Untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENDEKATAN
CBSA dan PENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES DALAM
PEMBELAJARAN
2.1 Pengertian
Pendekatan CBSA
Setiap
proses pembelajaran pasti menampakkan keaktifan orang yang belajar atau siswa.
Adanya kenyataan ini, menyebabkan sulitnya mendefinisikan pengertian pendekatan
CBSA secara tepat. Kepastian adanya keaktifan siswa dalam setiap proses pembelajaran,
memberikan kepastian kepada kita bahwa pendekatan CBSA bukanlah suatu hal yang
dioktomis. Hal ini berarti, setiap peristiwa pembelajaran yang diselenggarakan
oleh guru dapat dipastikan adanya penerapan pendekatan CBSA dalam peristiwa
pembelajaran.
Keaktifan
siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan, dari
kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan fisikis yang sulit diamati.
Berdasarkan uraian dalam penjelasan sebelumnya, dapatlah disimpulkan mengenai
pengertian pendekatan CBSA. Di mana pendekatan CBSA dapat diartikan sebagai
anutan pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan
intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran, dengan pelibatan fisik
siswa apabila diperlukan.
2.2
Rasionalisasi CBSA dalam Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan
keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa
lebih banyak berperan dan terlibat secara pasif, mereka lebih banyak menunggu
sajian dari guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan,
serta sikap yang mereka butuhkan. Keadaan seperti ini mengakibatkan sulit
tercapainya tujuan pendidikan dasar yakni meletakan dasar yang dapat dipakai
sebagai batu loncatan untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi, disamping
kemampuan dan kemauan untuk belajar terus-menerus sepanjang hayatnya.
Untuk
menjawab permasalahan yang terkandung diatas, perlu kiranya mengkaji konsep
dasar terlebih dahulu. Sudah sejak lama manusia mencoba mengkaji konsep
belajar. Jhon Dewey misalnya (1916 dalam Davies, 1987 : 31) menekankan bahwa
oleh karena belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan murid-murid untuk
dirinya sendiri, maka inisiatif yang harus datang dari diri murid-murid
sendiri. Guru adalah pembimbing dan pengarah, yang mengemudikan perahu, tetapi
tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut haruslah berasal dari murid-murid
yang belajar.
Sedangkan
Gage dan Berliner secara sederhana mengungkapkan bahwa belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang mengalami perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang diperolehnya (Gage dan
Berliner, 1984 : 252).
Dari
batasan belajar yang dikemukakan oleh Dewey serta Gage dan Berliner, kita dapat
menandai bahwa belajar merupakan suatu proses yang melibatkan manusia secara
orang perorang sebagai satu kesatuan organisasisehingga terjadi perubahan pada
pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Dengan demikian, dalam belajar orang
tidak mungkin melimpahkan tugas-tugas belajarnya kepada orang lain. Orang yang
belajar adalah orang yang mengalami sendiri proses belajar.
Bertolak
dari pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh Dewey serta Gage dan Berliner,
maka peningkatan penerapan CBSA merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi. Guru
hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan menyampaikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa dalam konteks belajar
bagaimana belajr mencari, menemukan, dan meresapkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap.
Dengan
penerapan CBSA, siswa akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas
belajar dan potensi yang dimilikinya secara penuh, menyadari dan dapat
menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat disekitarnya.selain itu, siswa
lebih terlatih untuk berprakarsa, berfikir secara teratur, kritis, tanggap, dan
dapat menyelesaikan masalah sehari-hari, serta lebih terampil dalam menggali,
menjelajah, mencari, dan mengembangkan informasi yang bermakna baginya (Raka
Joni, 1992 : 1).
2.3
Kadar CBSA dalam Pembelajaran
Mc
Keachie mengemukakan 7 (tujuh) dimensi proses pembelajaran yang
mengakibatkan terjadinya kadar ke-CBSA. Adapun dimensi-dimensi yang
dimaksud
adalah:
1. Partisipasi
siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran,
2. Tekanan
pada aspek afektif dalam belajar,
3. Partisipasin
siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi
antarsiswa,
4. Kekohesifan
(kekompakan) kelas sebagai kelompok,
5. Kebebasan
atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil
keputusan-keputusan penting dalam kehidupan sekolah, dan
6. Jumlah
waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah/pembejajaran.
Yamamoto
meninjau ke-CBSA suatu proses pembelajaran dari segi kesadaran
siswa
dan guru yang terlibat didalamnya. Maksudnya bahwa proses pembelajaran yang
optimal terjadi apabila siswa yang belajar maupun guru yang membelajarkan
memiliki kesadaran dan kesengajaan terlibat didalam proses pembelajaran.
Kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri
siswa dan guru akan dapat memunculkan berbagai interaksi pembelajaran.
2.4
Rambu-rambu Penyelenggaraan CBSA
Yang
dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah gejala-gejala yang tampak
pada
prilaku siswa dan guru baik dalam program maupun dalam proses pembelajaran.
Rambu-rambu
yang dimaksud adalah :
1. Kualitas
dan kuantitas pengalaman yang membelajarkan,
2. Prakarsa
dan keberanian siswa dalam mewujudkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan
yang ada pada dirinya,
3. Keberanian
dan keinginan siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran,
4. Usaha
dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran,
5. Keingintahuan
yang ada pada diri siswa,
6. Kuantitas
dan kualitas usaha yang dilakuakan guru dalam membina dan mendorong keaktifan
siswa,
7. Kualitas
guru sebagai inovator dan fasilitator,
8. Sikap
tingkat guru yang tidak mendominasi dalam proses pembelajaran,
9. Kuantitas
dan kualitas metode dan media yang dimanfaatkan oleh guru dalam proses
pembelajaran,
10. Keterikatan
guru terhadap program pembelajaran,
11. Variasi
interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran,
12. Kegiatan
dan kegembiraan siswa dalam belajar.
2.5 Pendekatan
Keterampilan Proses sebagai bagian dari CBSA
1.
Rasionalisasi Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pengajaran
Kegiatan
pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang
memungkinkan
terjadinya belajar pada dirin siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat
dikatakan terjadi belajar, apabila terjadi proses perubahan prilaku pada diri
siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman.
Dari jabaran kegiatan pembelajaran
tersebut, maka dapat didefinisikan dua aspek penting yang ada dalam kegiatan
pembelajaran tersebut. Aspek pertama
adalah aspek hasil belajar yakni perubahan perilaku pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek proses belajar
yakni sejumlah pengalaman intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa.
2. Pengertian
Pendekatan Keterampilan Proses dan Keterkaitan dengan CBSA
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai
wawasan atau anutan
pengembangan
keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.
3.
Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses
Ada
berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-
keterampilan
tersebut terdiri dari tujuh keterampilan proses. Adapun tujuh keterampilan
proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan. Keterampilan-keterampilan
tersebut saling bergantung, masing-masing menitikberatkan pada pengembangan
suatu area keterampilan khusus.
4. Penerapan
Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Penerapan PKP dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang
mengada-ada,
akan
tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan oleh setiap guru dalam
pembelajarannya. Untuk dapat menerapkan PKP dalam pembelajaran, kita perlu
mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik mata
pelajaran/bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam suatu
kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam proses
keterampilan
2.6 Macam-macam
Pendekatan Siswa
Pengorganisasian
Siswa
1. Pembelajaran secara individual
Pembelajaran secara individual
adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan pada bantuan dan bimbingan
belajar kepada masing-masing individu. Ciri-ciri yang menonjol pada
pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi :
·
Tujuan pengajaran
·
Siswa sebagai subjek
yang belajar
·
Guru sebagai pembelajar
·
Program pembelajaran,
serta
·
Orientasi dan tekanan
utama dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Pembelajaran secara kelompok
Dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas adakalanya guru
membentuk kelompok
kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam kelompok kecil, guru
memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif.
3. Pembelajaran secara
klasikal
Pembelajaran
klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal itu disebabkan oleh pelajaran klasikal merupakan kegiatan
mengajar yang tergolong efisien.
2.7
Posisi Guru-Siswa dalam Pengolahan Pesan
Pembelajaran dengan Strategi Ekspositori
Model
pengajaran ekspositori merupakan kegiatan pengajar
yang
terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan atau informasi terperinci
tentang
bahan pengajaran. Tujuan utama pengajaran ekspositori adalah memindahkan
pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Pembelajaran dengan
Strategi Inkuiri
Model inkuiri merupakan pengajaran
yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai. Model pengajaran inkuiri juga merupakan
pengajaran yang terpusat pada siswa. Dalam pengajaran ini siswa menjadi aktif
belajar. Tujuan utama model inkuiri adalah mengembangkan keterampilan
intelektual, berfikir kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.
2.8
Kemampuan yang Akan Dicapai dalam Pembelajaran
Kemampuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah
tujuan
pembelajaran.
Ada kesenjangan antra kemampuan pra-belajar dengan kemampuan yang akan dicapai.
Kesenjangan tersebut dapat diatasi berkat belajar bahan ajaran tertentu.
Pembelajaran tersebut menghasilkan suatu kegiatan belajar. Bagi siswa, kegiatan
belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
mencerna bahan ajara. Secara umumkegiatan belajar tersebut meliputi fase-fase :
·
Motivasi
·
Konsentrasi
·
Mengolah pesan
·
Menyimpan
·
Menggali
·
Prestasi
·
Umpan balik
2.9 BERBAGAI PENDEKATAN
DALAM BELAJAR MENGAJAR
Dalam kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Interaksi yang bertujuan
itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang
bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin
memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan
yang menyenangkan dan menggairahkan.
Ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung, guru harus dengan iklas dalam bersikap dan berbuat, serta mau
memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi
dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal
dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik harus
guru hilangkan dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar
lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.
Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan
pendekatan. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan
perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai
anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam
pengajaran. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala
perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran. Berikut, ada
beberapa pendekatan agar dapat membantu guru dalam memecahkan berbagai masalah
dalam kegiatan belajar mengajar.
A. Pendekatan
Individual
Masing-masing anak didik memang
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan
anak didik lainnya. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan
kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik
pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan
individual dalam strategi belajar mengajarnya. Paling tidak dengan pendekatan
individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.
Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan
pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini.
Misalnya,
untuk menghentikan anak didik yang suka berbicara. Caranya dengan memindahkan
salah satu anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang
cukup jauh.
B. Pendekatan
Kelompok
Pendekatan kelompok diperlukan untuk
membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak
didik adalah sejenis makhluk homo socius. Dengan pendekatan kelompok,
diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap
anak didik. Dapat terjadi juga persaingan yang positif pun terjadi di kelas
dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar optimal.
Misalnya,
membuat kelompok diskusi agar anak didik mampu bekerja sama antara individu
satu dengan lainnya dan mengembangkan keaktifan siswa.
C. Pendekatan
Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada
permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan
anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak
selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Misalnya,
siswa yang sering mengantuk dikelas dan siswa yang suka berbicara akan berbeda
pemecahan masalnya.
D. Pendekatan
Edukatif
Pendekatan yang dilakukan guru harus
bernilai edukatif yaitu setiap tindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan
harus bernilai pendidikan, dengan tujuan untuk mendidik agar dapat terbentuknya
akhlak yang mulia.
Misalnya,
ketika lonceng tanda masuk kelas berbunyi, anak-anak berbaris berbaris terlebih
dahulu di depan pintu dengan dikoordinir ketua kelas, setelah semuanya rapi
barulah siswa masuk satu persatu dan mencium tangan gurunya.
E. Pendekatan
Keagamaan
Pendekatan keagamaan dilakukan
dengan menerapkan prinsip-prinsip mengajar, guru dapat menyisipkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran umum.
Misalnya,
guru selalu memperingatkan siswa untuk menjaga kebersihan karena dalam agama kebersihan itu adalah sebagian dari iman.
F. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk
menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,
pendapat, dan perasaan secara lisan maupun tulisan. Dalam pelajaran
bahasa Inggris anak sering kali menghadapi masalah dalam belajar. Kegagalan penguasaan
bahasa Inggris oleh siswa, salah satu sebabnya adalah kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru
selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas dan lingkungan serta
kompetensi guru itu sendiri. Permasalahan ini perlu dipecahkan salah satunya
dengan pendekatan kebermaknaan.
Selain pendekatan diatas, ada lagi
pendekatan-pendekatan lain. Berdasarkan kurikulum atau Garis-Garis Besar
Program Pengajaran (GBPP) Pendidikan Agama Islam SLTP Tahun 1994 disebutkan 5
pendekatan, yaitu:
- Pendekatan
Pengalaman
- Pendekatan Pembiasaan
- Pendekatan
Emosional
- Pendekatan
Rasional
- Pendekatan
Fungsional
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendekatan dalam belajar mengajar
adalah suatu interaksi yang berlangsung dalam proses belajar mengajar yang
bertujuan untuk menggerakan dan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif
demi kepentingan anak didik, serta dapat diartikan pula sebagai suatu anutan
pembelajaran yang mengarah kepada pengoptimalisasian pelibatan intelektual
emosional siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam belajar mengajar seorang guru
harus menguasai berbagai pendekatan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru
berinteraksi dengan anak didik dalam pengelolaan kelas terutama yang
berhubungan dengan penempatan anak didik. Guru harus pandai menggunkan berbagai
pendekatan secara arif dan bijksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak
didik.
3.2
Kritik
Masih banyak sekali kekurangan dalam
pembuatan makalah ini, maka kami sebagai penyusun menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan dari makalah ini.
3.3
Saran
Untuk memajukan pemahaman dalam
makalah pendekatan dalam pembelajaran yang efektif ini, kami rasa perlu
memberikan saran kepada pembaca tentang subtansi ini. Mari kita perbaiki cara
pendekatan dalam pembelajaran agar menjadi lebih efektif lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Aswan Zain dkk,
Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta.
Dr.
Dimyati, Drs. Mudjiono,
Belajar dan Pembelajaran, Rineka
Cipta, Jakarta.
Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Rineka
Cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar