Minggu, 17 Juni 2012

Pengindraan Jauh


Nama            : EULIS KURNIATI
Nim                : 2011 133 353
Kelas             : 2H

SOAL SEMESTER

1.   Jelaskan dengan singkat apa itu pengindraan jauh, manfaat dan aplikasinya bagi dunia pendidikan !
Jawab     :
Pengindraan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji.

2.         Sebutkan minimal 3 keuntungan dari citra yang menggunakan gambar tiga dimensional ?
Jawab     :
1)      Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.
2)      Dapat melihat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa dan pegunungan.
3)      Dapat menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen.

3.         Pengambilan data spasial sendiri di lapangan dapat menggunakan metode trestial survey atau metode ground base dan metode pengindraan jauh. Jelaskan kedua metode tersebut !
Jawab     :
1)      Metode trestial survey atau metode ground base, merupakan metode pengambilan data secara langsung dilapangan. Pengukuran dilakukan secara in-situ melalui kegiatan survey lapangan.
2)      Metoda penginderaan jauh (Remote Sensing), merupakan pengukuran dan pengambilan data spasial berdasarkan perekaman sensor pada perangkat kamera udara, scanner, atau radar. Contoh hasil perekaman yang dimaksud adalah citra.

4.         a) Tuliskan perbedaan citra satelit dan citra foto !
Jawab     :
1)      Citra Satelit, yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Berdasarkan penggunaanya dibedakan menjadi: citra satelit untuk pengindraan planet, citra satelit untuk pengindraan cuaca, citra satelit untuk pengindraan sumber daya bumi, citra satelit untuk pengindraan laut.
2)      Citra Foto, yaitu gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan/perekaman menggunakan kamera. Cita foto dibedakan atas dasar spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut lipatan kamera, jenis kamera, warna yang digunakan, dan sistem wahananya.

b) Tuliskan 3 karakter data satelit sebagai hasil dari perekaman satelit !
Jawab     :
1)      Menggunakan wahana satelit yang bergerak di luar angkasa.
2)      Digunakan untuk pengindraan planet, pengindraan cuaca, pengindraan sumber daya bumu dan pengindraan laut.
3)      Untuk mendapatkan rentang nilai warna yang baik dari suatu obyek

5.         Jelaskan unsure – unsure interpretasi citra ?
Jawab       :
Unsur – unsure interpretasi citra, yaitu :
1)      Rona dan warna
Rona (tone/color tone/grey tone) ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Sedangkan, warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak.
2)      Ukuran
Ukuran ialah atribut objek yang antara lain berupa jarak luas, tinggi lereng dan volume. Karena ukuran objek pada citra merupakan fungsi skala, maka didalam memanfaatkan ukuran sebagai unsure interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.
3)      Bentuk
Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja.
4)      Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
5)      Pola
Pola, tinggi dan bayangan dikelompokan kedalam tingkat kerumitan tersier. Pola merupakan cirri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
6)      Bayangan
Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Objek atau gejala yang terletak didaerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang tampak samar-samar.
7)      Situs
Sama dengan asosiasi, situs dikelompokan ke dalam kerumitan yang lebih tinggi. Situs bukan merupakan cirri objek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya.
8)      Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai kererkaitan antara objek yang satu dengan yang lain.

Sabtu, 09 Juni 2012

Tugas Riview


REVIEW
SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

DISUSUN OLEH:

Nama                       : Eulis Kurniati
Nim                         : 2011 133 353
Program Studi          : Geografi
Mata Uji                   : Sosiologi Antropologi
Dosen Pengasuh       : Drs. Emil El Faisal M. Si


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012




DAFTAR ISI


Sampul Halaman
Daftar Isi
BAB 1 INTERAKSI SOSIAL…………………………………………………………...….1
BAB 2 KELOMPOK SOSIAL……………………………………………………………..4
BAB 3 MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA……………………..….....7
BAB 4 TEORI – TEORI SOSIOLOGI…………………………………………….…….…10
BAB 5 KEBUDAYAAN……………………………………………………………….......13
BAB 6 MASYARAKAT……………………………………………………………….......17
BAB 7 PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN…………………….....…19
BAB 8 KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN……………………………………...…...22
BAB 9 ANEKA WARNA MASYARAKAT……………………………………….….......24









BAB 1
INTERAKSI SOSIAL
A.    Pengertian Interaksi Sosial
            Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian, interaksi sosial adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Berikut adalah pengertian interaksi sosial menurut beberapa ahli :
a)      Gilin mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antarindividu, individu dan kelompok, atau antarkelompok.
b)      Menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
c)      Adham Nasution, interaksi sosial adalah hubungan timbal balik kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain.
d)     Robert M.Z.Lawang, mengemukakan definisi perubahan sosial, yaitu proses dimana dalam suatu system sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam satu kurun waktu tertentu.
            Pengertian Interaksi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
B.     Macam – Macam Interaksi Sosial
            Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
  1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negative. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
  1. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negative. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya.
  1. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.
C.    Faktor Dasar Terbentuknya Interaksi Sosial
            Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari factor imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
  1. Imitasi
Atau meniru adalah suatu proses kognisi untuk melakukan tindakan maupun aksi seperti yang dilakukan oleh model dengan melibatkan alat indera sebagai penerima rangsang dan pemasangan kemampuan persepsi untuk mengolah informasi dari rangsang dengan kemampuan aksi untuk melakukan gerakan motorik.
  1. Idenifikasi
Adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu. Hal ini perlu oleh karena tugas identifikasi ialah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menimbulkan kebingungan.
  1. Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
  1. Motivasi
Yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab.
  1. Simpati
Adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain sehingga mampu merasakan perasaan orang lain tersebut.
  1. Empati
Hampir sama dengan simpati, tetapi merupakan perasaan organism tubuh yang sangat intens atau dalam.
D.    Ciri – Ciri Interaksi Sosial
Menurut tim Sosiologi (2002), ada empat ciir-ciri interaksi sosial, antara lain:
a)      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b)      Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c)      Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas.
d)     Dilaksanakan melalui suatu pola system sosial tertentu.
E.     Syarat – Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
            Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat yaitu :
  1. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing-masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
  1. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain melalui pembicaraan atau sikap.


BAB 2
KELOMPOK SOSIAL

A.    Pengertian Kelompok Sosial
            Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Berikut pengertian kelompok sosial menurut beberapa ahli :
a)      Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
b)      Menurut Paul B. Horton dan Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
c)      Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu – individu yang melaksanakan peran – perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

B.     Macam – Macam Kelompok Sosial
            Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1)      Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuahkecamatan.
2)      Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3)      Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4)      Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negarasekolah.

C.    Ciri-ciri Kelompok Sosial
1. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
2. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
3. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
4. Memiliki kepentingan bersama
5. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

D.    Dasar Pembentukan Kelompok Sosial
1. Faktor kepentingan yang sama (Common Interest)
2. Faktor darah / keturunan yang sama (common in cestry)
3. Faktor geografis
4. Factor daerah asal yang sama

E.     TIPE – TIPE KELOMPOK SOSIAL
a. Klasifikasi Durkheim
1)      Kelompok dengan solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap.
2)      Kelompok dengan solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal pembagian kerja. Bersifat mengikat, sehingga unsur-unsur dalam masyarakat tersebut saling bergantung.
b. Klasifikasi Ferdinand Tonnies
1)      Gemeinschaft ( informal, mekanik, primer).
2)      Gesselschaft (formal/ yang punya kepentingan tertentu, organic, sekunder).
c. Klasifikasi Charles A Hooley& Ells W Farris
1)      Kelompok primer yang ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim.
2)  Dalam masyarakat juga terdapat kelompok sekunder yang formal, tidak pribadi, dan berciri kelembagaan. Contoh : Koperasi & parpol.
d. Klasifikasi W G Sumner
1)      In group (kelompok dalam)
2)      Out group (kelompok luar)
e. Klasifikasi Soerjono Soekanto
1)      Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota
2)      Berdasarkan pada kepentingan dan wilayah
3)      Berdasarkan derajat organisasi
4)      Berdasarkan hubungan sosial dan tujuan ( kelompok primer&sekunder)

  

BAB 3
MASYARAKAT DESA DAN KOTA

A. Pengertian
            Masyarakat dalam arti luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.

a)      Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
1)      Menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
2)      Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik      dengan            daerah lain.
3)      Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari berbagai segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sebenarnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, adat istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Ciri – Ciri  Masyarakat Desa:
           Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang                mengenal ciri-ciri sebagai berikut :
1)         Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2)         Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3)         Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme).
4)         Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
5)         Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.

b)  Masyarakat Perkotaan
1)      Menurut Wirth. Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
2)      Menurut Max Weber. Kota menurutnya apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal. 
3)      Menurut Dwigth Sanderson. Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
4)      Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu        dengan      tingkatan         dalam struktur pemerintahan.
Ciri - Ciri Masyarakat Perkotaan :
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
1)      Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
2)      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
3)      Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4)      Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
5)      Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
6)      Perubahan-perubahan tampak nyata dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.
B.     Perbedaan Antara Desa dan Kota
MASYARAKAT DESA
MASYARAKAT KOTA
Perilaku homogen
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
Perilaku yang dilandasi oleh konsep mengandalkan diri dan kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status
Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Isolasi sosial sehingga statik
Mobilitas sosial sehingga dinamik
Kesatuan dan keutuhan kultural
Kebauran dan diversifikasi kultural
Banyak ritual dan nilai – nilai sakral
Birokrasi fungsional dan nilai – nilai sekural
Kolektivisme
Individualisme



BAB 4
TEORI – TEORI SOSIOLOGI

            Dalam sosiologi terdapat tiga macam paradigm yaitu fakta sosial, paradigm definisi sosial, dan paradigm perilaku sosial.
            Paradigma adalah pandangan yang mendasar dari ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan-persoalan apa yang mesti dijawab, bagaimana seharusnya menjawab serta aturan-aturan apa saja yang harus diikuti dalam menginterpretasikan informasi yang dikumpulkan dalam rangka menjawab persoalan-persoalan     tersebut. 
1) Struktural fungsional merupakan pendekatan pada teori sosiologis yang mempelajari masyarakat sebagai unit-unit sosial yang relatif stabil dan terpola serta penyesuaian bagian-bagian tersebut ke dalam sistem keseluruhan, melihat masyarakat terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung dan berhubungan dengan norma-norma yang mengarahkan peranan-peranan status, berbagai status itu saling berhubungan sehingga membentuk lembaga-lembaga dalam masyarakat, lembaga-lembaga itu juga saling tergantung. 
Van den Berghe telah merangkum 7 ciri-ciri umum teori struktural fungsional yakni:
a.Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku "sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan".
b.Hubungan sebab dan akibatnya bersifat "jamak dan timbal balik".
c.Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan "keseimbangan dinamis", penyesuaian terhadap kekuatan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal di dalam sistem itu.
d.Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi.
e.Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat lebih merupakan proses penyesuaian ketimbang perubahan revolusioner.
f.Perubahan adalah hasil penyesuaian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi dan melalui penemuan-penemuan internal.
g.Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.
Teori menurut Talcott Parsons 
Setiap sistem mempunyai empat fungsi memaksa: 
a.Adaptasi artinya setiap sistem harus menghadapi dan harus berhasil menyelesaikan masalah-masalah, 
b.Pencapaian tujuan, tujuan adalah fungsi kepribadian 
c.Integrasi, integrasi adalah fungsi sistem sosial dan 
d.Pemeliharaan pola yang tersembunyi, pemeliharaan pola adalah fungsi kultur. Pada tingkat sistem sosial, fungsi-fungsi ini secara berurutan berhubungan dengan ekonomi, pemerintahan, hukum dan keluarga. 
1)      Menurut Emile Durkheim dalam teorinya mengemukakan tentang fakta-fakta sosial. Beliau berasumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan dia terhadap sosiologi adalah bahwa gejala sosial yang riil dan mempengaruhi individu serta perilaku yang berbeda dari karakteristik psikologi, biologi atau karakteristik individu yang lain. Fakta sosial menurut Durkheim memiliki karakteristik seperti, gejala sosial bersifat eksternal, fakta memaksa individu dan fakta bersifat umum atau menyebar secara luas dalam suatu masyarakat. Dapat di lihat dalam kehidupan masyarakat yang ada di seluruh daerah, seperti anak tumbuh dalam sebuah keluarga, pertama mereka akan memberikan pemikiran utama pada anak tersebut denagn demikian terjadilah bahwa suatu  keluarga merupakan suatu lembaga pendidik atau agen dari pembentukan kepribadian pada anak  yang merupakan tempat mentransfer ilmu yang paling utama.
2)      Masih banyak teori sosiologi yang masih eksis dalam kehidupan masyarakat, seperti Auguste Comte dikenal sebagai bapak sosiologi, teorinya tentang pisitivisme dan hukum tiga tahap. Dapat di temukan di dalam kehidupan suatu masyarakat, yang memiliki suatu pengetahuan yang benar yang di dasari pada pengalaman aktual-fisikal dapat ditemukan pada kalangan entelektual yang mempunyai pengetahuan. Yang akan menggunakan data empiris untuk melakukan suatu penelitian dan kajian terhadap suatu fenomena yang ada di masyarakat.
3)      Herbert Spenscer teorinya tentang teori evolusi masyarakat dan lahirnya darwinisme sosial, terdiri dari hukum evolusi, evolusi masyarakat, darwinisme dan perbedaan masyarakat militer dan industri.
4)      Spencer (1820-1903). Spencer lebih berpengaruh terhadap sosiologi Amerika awal dikarenakan Spencer menulis dalam bahasa Inggris, sedangkn teoritisi lain tidak. Selain itu ia menulis dalam pengertian nonteknis yang menyebabkan karyanya mudah diterima oleh kalangan yang lebih luas. Teorinya bersifat menerangkan bagi masyarakat yang tengan menjalani proses industrialisasi.
5)      George Homans (1910-1989). Lahirnya teori pertukaran dan ia menggunakan pendekatan behaviorisme paikologi Skinner. Ia menerbitkan buku Social Behavior: Its Elementary Forms. Menurutnya jantung sosiologi terletak dalam studi interaksi dan perilaku individual. Perhatian utamanya lebih tertuju pada pola-pola penguatan (reinforcement), sejarah imbalan (reward), dan biaya (cost) yang menyebabkan orang melakukan apa-apa yang mereka lakukan.
6)      Michael Foucault (1926-1984). Ia memusatkan perhatian pada struktur, tetapi kemudian ia beralih keluar struktur, memusatkan perhatian pada kekuasaan dan hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan.
            Dalam evolusi masyarakat merupakan organisasi semua gejala soaial diterangkan berdasarkan suatu penentuan oleh hukum alam. Karena setiap masyarakat selalu berkembang ke arah yang lebih maju, mempunyai struktur organisasi, dan menciptakan pembagian atau perbedaan dalam hal pekerjaan dapat dilihat dalam masyarakat industri seperti di kota Jakarta. dengan demikian masih banyak teori sosiologi yang masih eksis dalam kehidupan masyarakat.
Dengan demikian berbagai fenomena yang terjadi di dalam masyarakat dapat di diketahui melalui teori sosiologi klasik yang masih relevan untuk di pelajari dan di kaji dalam kehidupan suatu masyarakat. Dalam suatu masyarakat tersebut memiliki struktur sosial, stratifikasi sosial, deferensiasi, pranata sosial, status dan peran sosial, nilai dan norma. Oleh karena itu teori ini dapat di temukan dalam kehidupan masyarakat sebab suatu teori merupakan hasil pemikiran seorang ahli atau pakar mengenai berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat.







BAB 5
KEBUDAYAAN

A.    Pengetian Kebudayaan
            Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
            Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Berikut pengertian kebudayaan menurut para ahli :
  1. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
  2. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
  3. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
  4. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
  5. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
B.     Unsur – Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1)      Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
a.       alat-alat teknologi
b.      sistem ekonomi
c.       keluarga
d.      kekuasaan politik
2)      Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
a.       sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
b.      organisasi ekonomi
c.       alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
d.      organisasi kekuatan (politik)
C.    Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  1. Gagasan          (Wujud            Ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, 
    nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  2. Aktivitas         (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling 
    berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  3. Artefak            (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan 
    fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
D.    Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
  1. Kebudayaan    material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya.
  2. Kebudayaan    nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
  3. Lembaga         social
    Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
  4. Sistem kepercayaan
    Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
  5. Estetika
    Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
  6. Bahasa
    Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.



BAB 6
MASYARAKAT
A.    Pengertian Masyarakat
            Masyarakat (sebagai terjemahan istilah (society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana dimana dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
            Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Berikut pengertian masyarakat menurut para ahli:
  1. Menurut Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
  2. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau suatu perkembangan akibat adanya pertentangan anatara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
  3. Menurut Emile Durkheim, masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribada-pribadi yang merupakan anggotanya.
  4. Menurut Paul B. Horton dan C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
B.     Faktor – Faktor Atau Unsur – Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsure sebagai berikut ini :
  1. Beranggotakan minimal dua orang
  2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
  3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat
  4. Menjadi system hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat
C.    Ciri – Ciri Atau Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat criteria yang harus dipenuhi agar sekumpulan manusia bisa dikatakan atau disebut sebagai masyarakat yaitu :
  1. Ada system tindakan utama
  2. Saling setia pada system tindakan utama
  3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota
  4. Sebagian atau seluruh anggota baru didapat dari kelahiran atau reproduksi manusia



BAB 7
PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A.    Pengertian
                Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

B.     Faktor – Faktor Perubahan Masyarakat Dan Kebudayaan
            Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Inilah yang meletakkan manusia sebagai mahluk paling mulia di dunia, karena selain memiliki pikiran dan perasaan manusia juga diberi kehendak untuk mengembangkan diri dengan           ditopang          pemaksimalan  pikiran dan      perasaannya     itu.
            Dari masa ke masa, manusia mengalami perubahan. Manusia hidup dalam suatu kelompok yang disebut sebagai masyarakat. Dalam masyarakat, manusia mengaembangkan suatu kebiasaan-kebiasaan yang bernilai luhur yang disebut sebagai kebudayaan. Seiring perjalanan waktu, sekelompok manusia atau masyarakat ini pun ikut berkembang dan perkembangannya itu juga mengembangkan kebudayaannya.
Berikut ini merupakan faktor-faktor dalam perubahan masyarakat dan kebudayaan.
  1. Perubahan Sosialisasi
Proses sosialisasi sebagai keseluruhan proses. Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa seseorang secara langsung maupun tidak telah membentuk sebuah proses sosialisasi dalam dirinya. Dalam proses itu, individu belajar dari lingkungan sekitarnya mengenai banyak hal tentang masyarakatnya, baik itu tentang norma-norma, pendirian-pendirian, anggapan-anggapan, aturan-aturan, dan adat istiadat.
  1. Inovasi
    Inovasi adalah suatu proses perubahan kebudayaan yang besar tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlampau lama. Proses ini meliputi: suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru tadi disebarkan ke bagian lain dalam masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya digunakan dalam masyarakat yang bersangkutan.
  2. Migrasi
    Migrasi adalah perpindahan dari suatu kelompok manusia dari satu tempat tinggal ke tempat tinggal yang baru.
  3. Difusi
    Difusi adalah proses penyebaran dari unsur-unsur kebudayaan dari satu individu ke individu yang lain dan satu masyarakat ke masyarakat yang lain.
  4. Asimilasi
    Proses asimilasi adalah proses masyarakat yang timbul bila ada:
a.       kelompok-kelompok manusia yang berasal dari lingkungan-lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda.
b.      individu-individu dari kelompok-kelompok tadi saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang cukup lama.
c.       kebudayaan-kebudayaan dari kelompok - kelompok tradi masing-masing berubah saling menyesuaikan diri menjadi satu.
d.      Akulturasi
Akulturasi akan timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan lain yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri dengan tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri (asli).
C.    Bentuk Perubahan Yang Terjadi
1.      Perubahan lambat
Penduduk yang mengagung-agungkan masyarakat masa lampau,  nenek moyang dan terikat oleh tradisi dan keagamaan akan berubah secara lambat dan terpaksa. Bila suatu kebudayaan secara relatif tetap bersifat statis       dalam jangka waktu yang lama, maka orang-orang cenderung beranggapan bahwa kebudayaan tersebut seharusnya tetap demikian seterusnya. Yang secara tidak sadar mereka bersifat etrosentrisme.
2.      Perubahan cepat
Masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperiman baru.
a.       Perubahan kecil dan perubahan besar
b.      Perubahan yang dikehendaki (intended-change)
c.       Perubahan yang tidak dikehendaki
            Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Contohnya adalah pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Apabila sebab-sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, maka itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Artinya, masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain.
            Namun apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat komunikasi massa, maka ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari satu pihak, sedangkan pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik.
            Di dalam suatu pertemuan dua kebudayaan tidak akan selalu terjadi proses saling mempengaruhi. Kadangkala pertemuan-pertamuan kebudayaan akan saling tolak-menolak(cultural animosity).




BAB 8
KEBUDAYAAN DAN LINGKUNGAN

A.    Pengertian
            Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
            Lingkungan hidup adalah suatu konsep holistik yang berwujud di bumi ini dalam bentuk,susunan, dan fungsi interaktif antara semua pengada baik yang insani (biotik) maupunyang ragawi (abiotik). Keduanya saling mempengaruhi dan menentukan, baik bentuk danperwujudan bumi di mana berlangsungnya kehidupan yaitu biosfir maupun bentuk danperwujudan dari kehidupan itu sendiri, seperti yang disebutkan dalam hipotesa Gaia.Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, olehkarena itu yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah lingkungan hidup manusia.

B.     Tipe-Tipe Lingkungan (Types of Environment)
            Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa lingkungan tidak sebatas apa yang disebut  physical-setting, tetapi melintas batas-batas keragaman pengalaman dan penampilan manusia (different of human experience and performance). Oleh karena itu, konsep lingkungan atau environment dipilah ke dalam tiga rumusan, yaitu
(1)  potential environment (lingkungan potensial)
            Lingkungan potensial mencakup semua komponen  lingkungan baik fisikal maupun kultural; semua komponen ini adaiah nyata (real) bagi manusia meskipun hal itu tidak disadarinya, sebagai misal sejumlah warisan biologis yang berpengaruh terhadap keberadaan dan perilaku manusia. Kawasan hutan, daerah aliran sungai, danan, laut, gunung dan lembah;semuanya adaiah beberapa contoh dari komponen-komponen lingkungan potensial.
(2)  effective or operational environment (lingkungan operasional atau lingkungan di mana unsur-unsurnya siap dioperasikan atau di gunakan)
             lingkungan efektif  atau operasional  adalah  lingkungan  yang mencakup  semua komponen   yang   menopang   sejumlah   situasi  dan   aktivitas manusia.  Sebagai  contoh kawasan pemukiman dan segenap fasilitas serta pelayanan baik yang membentuk suatu kawasan yang disebut perkotaan maupun yang disebut pedesaan.
 (3)  perceptual (Environment)
            lingkungan perseptual. lingkungan  perceptual, yang diartikan juga sebagai lingkungan perilaku yang didorongkan secara luas oleh pola-pola  perilaku  individual  yang berpangkal  pada  fungsi pendidikan (belajar) dan fungsi pengalaman dari individu yang bersangkutan.



BAB 9
ANEKA WARNA MASYARAKAT
Konsep Suku Bangsa
            Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut dan oleh kesamaan budayabahasaagama,perilaku atau ciri-ciri biologis.
            Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, “Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupanmanusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia”. Meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah. Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok. 
            Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebutetnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarawan danantropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru
            Anggota suatu suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah(patrilinial) seperti suku bangsa Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa.
            Adapula yang menentukan berdasarkan percampuran ras seperti sebutan “orang peranakan” untuk campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, “orang Indo” sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, “orang Mestis” untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, “orang Mulato” campuran ras Negro dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan sebagainya. Adapula ditentukan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani bagi yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsamoro di Filipina Selatan, dan sebagainya.
            Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Menurut para ahli antropologi selain meneliti besar-kecilnya jumlah penduduk dalam kesatuan masyarakat suku bangsa, mereka juga membedakan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa di dunia. Berdasarkan atas kriteria mata pencaharian dan sistem ekonomi, yaitu:
a. Masyarakat Pemburu dan Peramu (Hunting and Gathering Societies)
b. Masyarakat Peternak (Pastoral societies)
c. Masyarakat Peladang (Societies of Shifting Cultivators)
d. Masyarakat Nelayan (Fishing Communities)
e. Masyarakat Petani Pedesaan (Peasant Communities)
f. Masyarakat Perkotaan Kompleks (Complex Urban Societies)